Kembali Ke Titik Nol dalam hidup saya berawal dari sebuah hadiah Yaitu Hijab dan Al Qur'an
.
Hijab dari seorang sahabat dan Al Qur'an dari guru mengaji saya di tempat yang tak pernah saya bayangkan untuk saya datangi
Awal
berhijab ketika saya manfaat gift dari sahabat, hijab itu polos
berwarna abu-abu dan suka saya pakai saat keluar rumah saja, hanya saja
saya masih buka tutup saat itu.
Pada
suatu hari saya seharian memakai cardigan dan hijab, namun sorenya
ketika akan kerja saya melepasnya ( memang saya belum berhijab saat
kerja ) Namun saya merasa ada yang kurang, maka saat perjalanan kerja
saya membeli kerudung pertama dan manset pertama yang senada dengan
pakaian kerja saya alhamdulillah.
Sayangnya
saya masih belum beriman dengan baik kala itu, sholat saya tinggalkan,
akhlaq masih jauhhh dri kata taat, sifat dan perilaku ini yang membuat
sebuah sirine mobil polisi mengiringi saya hingga ke ruang interogasi.
Masih
ingat betul, saya di interogasi dengan mengenakan hijab itu, polos
abu-abu yang membuat saya berhijab dan saat itu adalah Ramadhan. Astaghfirullah...masih
gelap sekali saat itu, tangisan saya hanya kepura-puraan, bahkan saat
ibu dan saudara menangis hti saya masih kaku dan kekeuh seperti tanpa
beban.
Ini
adalah kesalahan saya yang saya lakukan berulang ulang, ya mengambil
hak orang lain. Saya tidak menyalahkan latar belakang keluarga saya yang
ditinggal oleh Ayah sejak kecil, tapi sebuah kebiasaan yang menjadi
kebiasaan buruk tanpa tau bagaimana saya menghentikannya.
Masuk jeruji itu untuk yang pertama. Satu orang yang menyambut saya, Bu Heni, menyambut saya dengan pertanyaan
"Sudah Sholat?"
Saya
yang kaku dan tak pernah menjalaninya ini menjawab belum. Beliau
memberikan mukena dan mengajak saya berwudhu. Sholat pertama saya di
jeruji itu langsung berderai air mata, apakah Memang begini jalannya?
Menjalani
hidup disana seperti tahap proses yang sangat saya nikmati. Pertama
mungkin pahit, yang saya pikirkan adalah malu, bagaimana dengan
kehidupan orang tua dan adik-adik yang masih sekolah ketika saya sudah tidak
berkerja. Gengsi saya ke teman-teman?
Tapi
hari demi hari hal itu berubah. Bu heni adalah sosok teman yang guru
yang baik. Beliau juga narapidana, tapi dari beliaulah saya belajar
banyak. Di dalam saya diajak beliau mengaji, kegiatan penyuluhan
kesehatan bagi narapidana baru, kegiatan Qosidah, dan lebih sering
membantu baksos yang terselenggara di dalam. Subhanallah betapa nikmat
berjalan atas petunjuk-Mu.
Kami
selalu sholat berjamaah walaupun di dalam kamar yang sempit. Berisikan
10-13 orang. Tapi di sinilah ketenangan yang saya rasakan. Berbuka
bersama, sholat berjamaah, mengaji saat ada anggota yang suaminya
meninggal, dan saling membantu saat menyiapkan makan dan pembersihan.
Hening di malam hari. Pukul 2 pagi
bu Heni selalu membangunkan saya dan beberapa rekan yang rutin sholat
malam. Kadang kami pun bergantian. Hampir setiap malam kami terjaga.
Indahnya Islam mulai masuk kembali dalam relung hati saya. Dari awal
yang enggan membaca Al Qur'an. Disanalah pertama kali saya hampir
menghatamkan Al Qur'an, bagi saya 3 Bulan disana sungguh bentuk
perjuangan ingin membaca hingga hampir Khatam.
.
Perpisahan dengan bu Heni.
Beliau
memberikan saya sebuah Al Qur'an yang selama ini menemani beliau
mengaji, serta memberikan saya ilmu surat Al Waqi'ah untuk diamalkan
setiap hari. Saya pun memeluk beliau dengan menggenggam Al Qur'an
tersebut. Ya ini Al Qur'an pertama saya yang insyaAllah akan saya
amalkan setiap hari.
Allahu Akbar!!!
Allah begitu menyayangi saya dengan begitu banyak nya tujuan dan maksud atas akibat yang saya lakukan.
Perjuangan saya belum berakhir.
Melanjutkan menahan hawa nafsu dan mengubah kebiasaan buruk saya itu.
Ya
Menjadi Klepto tidak mudah jika kebiasaan ini saya bawa sejak kecil
atas ajaran seseorang yang membuat tangan ini terbiasa. Tapi saya
berusaha keras, serta atas ijin Allah SWT saya mampu melewati masa masa
ini. Menahan pandangan serta tentunya menahan cibiran teman atau
pandangan tidak percaya bahwa saya sudah berubah menjadi semangat saya
untuk menjadi lebih baik. Niat saya, Saya ingin dekat dengan Allah,
tinggalkan yang buruk menuju yang baik. Itu saja!
Setahun
ini saya belajar menutup aurat kembali, meninggalkan celana, hijab
berumbai rumbai dan berhijab dalam rumah ( rumah saya masih terbuka,
dapur, meja makan dan kamar mandi di luar). Alhamdulillah
setelah menikah dan menjadi seorang ibu, suami mendukung perjalanan
hijrah saya. Allah pun menunjukkan kuasaNya yang penuh rahmat pada
kehidupan kami.
Karena saya kini tau apa yang saya cari, dan apa tujuan saya selama ini, jawaban atas pertanyaan saya selama ini.
Ya, hidup di dunia ini hanya untuk bekal di akhirat nanti, dan tidak ada sebaik baik tujuan selain hanya Mengharap ridho Allah SWT.
Semoga Allah mengampuni segala dosa dosa saya di masa lampau, dan memudahkan jalan saya menuju kebaikan Aamiin
Semoga
Allah selalu memberikan keberkahan bagi rekan rekan lain yang sedang
berhijrah dan berusaha untuk menjadi muslim yang baik aminnnn
Author : Zaora
Pict Source : HERE
0 komentar: