Jika ditanya aku pernah patah hati. Aku akan menjawab pernah. Tapi itu hanya sekali hingga sekarang. Dan sudah pernah aku tuliskan...

Sakit Hati Itu Bernama Patah Hati





Jika ditanya aku pernah patah hati. Aku akan menjawab pernah. Tapi itu hanya sekali hingga sekarang. Dan sudah pernah aku tuliskan diblog ini. Sekarang aku akan menceritakan kisah patah hati seorang sahabat. Sahabat aku yang sudah aku kenal selama hampir 5 tahun. Kisah ini baru saja terjadi sekitar bulan Juni 2017 kemarin.

Sahabat aku seorang pria yang usianya lebih tua dua tahun dari aku. Sahabat aku ini, seorang pria yang sudah  berbisnis sambil kuliah dan bisa dibilang sukses karena usahanya baru berjalan dua tahun dan sudah bisa membeli sebuah mobil dan motor. Dan sekarang sedang menabung untuk membeli rumah. Sedangkan mantannya adalah teman aku juga. Dia seorang mahasiswi dan teman satu kelas aku dan sahabat aku itu. Sebut saja si wanita dengan inisial M dan si pria dengan inisia D. Mereka sudah pacaran selama hampir satu tahun dan sudah merencanakan sebuah pernikahan dan dimana mereka akan bulan madu. Aku dengar-dengar mereka akan bulan madu di Korea Selatan. Karena si M sangat suka hal-hal yang berbau K-Pop dan K-Drama. 

Aku tidak tahu pasti saat “penembakan” terjadi dan seperti apa. Karena yang aku tahu mereka sudah jadian ketika bertemu aku. Kalau saat PDKT, aku bisa menceritakannya. Karena aku ada saat itu. Saat PDKT, D selalu berusaha menunjukan dirinya adalah pria yang hebat. Dengan sering menjadi pembicara atas kesuksesannya dan buah keberhasilannya dari bisnis yang dijalani. Dan bisa dilihat, M sangat senang dan bangga dengan keberhasilan D. Sebelum jadian atau masih menjadi gebetan. Mereka sering memamerkan kemesraan. Entah dalam bentuk foto atau dalam bentuk perilaku di luar saat ketemuan. Mereka jadi seperti tidak terpisahkan.

Dan saat pacaran, seperti layaknya orang pacaran. Mereka selalu berdua. Bahkan teman-teman M yang dulunya tidak begitu dekat dengan D, menjadi dekat. Ya, teman-teman satu kelas yang juga sama-sama penyuka Korea. Foto saat mereka berdua beberapa kali muncul disosial media seperti Path dan Instagram. Mereka menjadi tidak terpisahkan. Bahkan saat aku bertemu mereka terakhir kali saat pernikahan teman sekelas aku yang lain. Mereka begitu mesra dan terlihat bahagia. Apa lagi ketika pamit untuk pulang. Padahal mereka masih mau jalan entah kemana.

Tidak ada yang tahu setelah itu bagaimana. Hanya sahabat M yang mungkin tahu tentang keadaan hubungan M dan D. Sekitar dua minggu kemudian. Teman sekelas aku yang lain lagi mengirimkan sebuah foto undangan ke grup kelas. Dan diatas undangan itu tertulis nama M dan si pria bukan D. Aku bingung ini beneran atau hanya bercandaan. Karena teman aku yang mengirimkan itu suka bercanda. Mungkin saja foto itu editan atau beneran tapi kebetulan aja namanya sama. Selang beberapa detik. Temen aku yang mengirimkan foto itu mengirimkan chat yang bertuliskan “ini beneran, M?”. Dan hingga beberapa jam tidak ada yang memberikan respond, termasuk aku. Mungkin karena tidak mendapatkan jawaban, teman aku itu mengirimkan ke grup chat angkatan. Dan ada yang merespond dengan pertanyaan  yang sama. “Apakah itu beneran?”. Karena hubungan D dan M sudah sangat terkenal diangkatan.

Beberapa hari setelah foto undangan itu. Aku bertemu dengan teman-teman. Dan pertanyaan yang sama juga muncul. Aku menanyakan hal yang sama pun percuma, karena jawabannya hanya “Tidak tahu”. Aku mau menanyakan hal itu ke sahabat aku sendiri juga tidak enak. Hingga akhirnya D yang sedang dalam kondisi patah hati, menceritakannya sedikit ke aku dan beberapa orang teman lainnya. Dia mengatakan bahwa M sudah dijodohkan dan sudah dilamar. D kalah cepat. Dan saat menceritakan itu terlihat down sekali. Hingga hampir sebulan kemudian, foto pernikahan M dengan pria lain muncul disosial media. Tidak terlihat orang-orang yang aku kenal menghadiri acara tersebut. Selain karena jauh, entah alasan apa yang mungkin masuk akal.

Beberapa hari setelah foto pernikahan. D masih terlihat patah hati. Apa lagi dia mengatakan akan “balas dendam” ke M dan suaminya dengan nada bercanda. Aku tahu kalau dia hanya bercanda. Hal itu dia katakan untuk menghibur dirinya sendiri yang ditikung dan ditinggal nikah. Dan aku tahu, D adalah pria yang mudah bergaul. Dia bisa dibilang mudah mendapatkan pasangan. Apa lagi dia bisa dibilang pria yang sukses. Jadi tidak mungkin dia sulit mencari wanita lain.

Patah hati D lebih besar dibandingkan aku. Rasa kecewa yang dirasakan D lebih parah dibandingkan aku. Ya, memang lebih banyak wanita yang dikecewakan oleh pria. Tapi tidak kalah banyak dan tidak kalah sakit ketika pria ditinggalkan wanita yang sudah diberikan cinta dan kasih sayang. Aku hanya ingin berpesan kepada pria lain yang dikecewakan atau yang belum. 
Kalian tidak dikejar usia seperti wanita untuk berpasangan. Kalian juga layak untuk berbahagia. Selama masih sendiri, kalian bisa memilih wanita lain yang sesuai dengan diri kalian. 
Meskipun tidak ada angka pasti apakah wanita itu benar-benar lebih banyak di dunia ini. Dan pesan aku untuk semuanya. Selama masih bisa patah hati, rasakan patah hati itu. Sakit? Memang sakit? Sedih? Memang sedih. Tapi itu menandakan bahwa masih memiliki perasaan. Bahwa masih menjadi manusia. Tapi jangan menjadi manusia bodoh bila patah hati. Kalian terlalu berharga untuk menjadi manusia bodoh yang hancur hanya karena patah hati. Dunia masih luas, tetap tersenyum dan kelilingi dunia itu. Nisacaya akan bertemu cahaya kebahagian yang sesungguhnya.

Author : Altaїr
Pict Source : Here

0 komentar: