Beberapa minggu lagi, acara tahunan pertandingan baseball antar club akan segera diadakan di Kota Samarinda. Dan tentu saja, Fadli ...

Dan Bahagia Tercipta



Beberapa minggu lagi, acara tahunan pertandingan baseball antar club akan segera diadakan di Kota Samarinda. Dan tentu saja, Fadli yang ku sayangi tidak mungkin melewatkan kesempatan ini begitu saja, bersama dengan teman satu timnya, sudah pasti mereka akan mendaftarkan tim mereka ke acara tersebut.

Aku selalu mengagumi semangat Fadli dalam kecintaannya terhadap baseball. Baginya baseball adalah separuh dari dirinya, tempat dia meluapkan semua emosi yang dia pendam. Aku salut akan kemandirian dan kedewasaan yang dia terapkan dalam hidupnya saat dia masih terlalu muda ketika dia tahu kalau orang tuanya akan segera bercerai. Sebagai anak tertua didalam keluarganya, tentu dialah yang paling merasa tersakiti atas perceraian tersebut sedang adik-adiknya masih terlalu kecil untuk berpikir terlalu jauh mengenai perceraian orang tuanya. Rasa sakit yang dia rasakan terlalu besar untuk dia pendam sendiri dan dalam kesakitannya itulah justru aku menemukan rasa kagum yang begitu besar terhadap Fadli yang membuat aku semakin menyukainya.

Jika beberapa anak muda yang mengalami hal serupa dengan Fadli berusaha melupakan rasa sakit yang mereka rasakan dengan melakukan hal-hal yang bersifat negatif, maka Fadli melampiaskan rasa sakitnya dalam permainan baseball. Di atas lapangan berumput itu ia luapkan segala emosi yang dia miliki untuk melupakan rasa sakitnya. Dalam tiap ayunan tongkat pemukul (bat) yang dia ayunkan, dia lepaskan semua energi negatif yang bersemayam dalam pikirannya. Pada setiap bola yang mengenai bat-nya, ia titipkan energi-energi negatif itu untuk dibawa pergi menjauh sejauh mungkin. Dan dalam tiap ayunan langkah kaki yang dia pijakkan diatas lapangan itu dia berusaha untuk tetap kuat, tetap bertahan melupakan rasa sakitnya, bertahan demi ibu dan adik-adik yang dia cintai agar mereka tetap bisa tersenyum dalam keterpurukan itu, dia terus ayunkan langkah kakinya secepat mungkin menuju ke home base tempat dia memulai. Mungkin “Home Base” tempat semua yang bermula dalam hidupnya tidaklah akan sama lagi dengan yang dulu, tapi dia selalu yakin bahwa meskipun “Home Base” itu tidak lagi sama, dia dan keluarganya tetap akan mampu mempertahankan senyum indah mereka apapun yang terjadi.

Kini sudah 8 tahun dia bermain baseball dan rasa cintanya tak pernah berkurang terhadap permainan tersebut, sedikitpun tidak. Aku ingin sekali membelikannya sepatu olahraga agar bisa dia pakai ketika berlatih maupun bertanding baseball. Dia pasti akan senang menerimanya. Akan tetapi, dia pernah bercerita padaku tentang adiknya yang nomer dua. Dia bercerita mengenai adiknya yang sangat menggemari dunia desain grafis dan bahkan salah satu desain batik buatan tangannya sendiri yang dia buat diatas buku gambar pernah masuk mominasi 10 karya terpilih dalam acara batik nasional desain ori karya sendiri di Instagram. Sayangnya, karena kurangnya dana untuk mengikuti acara itu lebih lanjut, meskipun guru-guru di sekolahnya telah mendukungnya, maka dia tidak lagi meneruskan mengikuti acara tersebut. Namun hal itu tidak pernah memutuskan semangatnya, dia masih terus menggambar di atas buku gambarnya yang kemudian gambar-gambar itu dia pajang sendiri dalam tembok kamarnya. Ketika itu, Fadli bercerita bahwa ingin sekali dia membelikan laptop untuk adiknya agar dia bisa lebih berkembang dalam dunia desain grafis, dia tau kalau adiknya pasti menginginkan laptop tapi tak pernah berani memintanya karena baginya bisa melanjutkan sekolah pun sudah harus disyukuri, tak perlulah dia merepotkan ibu dan kakaknya dengan keinginannya itu.

Berdasarkan hal tersebut, aku ingin memberikan hadiah sebuah laptop yang tersedia di Elevenia untukFadli. Aku tahu, awalnya aku ingin memberinya dua pasang sepatu olah raga untuk membuat pria yang kusayangi merasa senang, tapi aku yakin jika aku memberinya laptop, pasti Fadli akan lebih bahagia lagi. Meskipun pada akhirnya laptop tersebut tidak dia gunakan sendiri karena kuyakin pasti akan dia berikan ke adiknya yang nomor dua agar adiknya bahagia bisa mengembangkan bakatnya dalam dunia desain grafis. Bagiku itu tak mengapa karena bisa membuat Fadli tersenyum saat melihat adiknya bahagia adalah sebuah kebahagian terbesar dalam hidupku. Lagi pula kebahagiaan itu tidak hanya akan dirasakan olehku, Fadli, dan adiknya yang nomer dua. Aku yakin adik-adik Fadli yang lain juga akan berbahagia dengan hadiah tersebut karena akan bisa membantu mereka dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Dan yang terpenting dari itu semua adalah kebahagian dari ibunya Fadli yang sudah pasti akan menjadi bahagia yang tak terhingga melihat anak-anaknya bahagia. Dan tentu kebahagiaan Fadli akan berlipat-lipat kali lebih bahagia bisa melihat semuanya ikut bahagia.

Yah, apapun hasilnya nanti, bagiku Fadli adalah seorang pemenang yang sanggup memenangkan hatiku untuknya dan untuk itu dia pantas mendapatkan hadiah laptop yang tersedia di Elevenia. 

Dalam acara lomba baseball tahunan yang akan diselenggarakan pada pertengahan April besok, aku tak peduli apakah Fadli akan menang atau kalah, aku tahu dia dan kawan-kawannya telah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Yah, apapun hasilnya nanti, bagiku Fadli adalah seorang pemenang yang sanggup memenangkan hatiku untuknya dan untuk itu dia pantas mendapatkan hadiah laptop yang tersedia di Elevenia. Yah jika aku memberi Fadli sepatu, pasti yang berbahagia hanyalah aku dan Fadli, tapi jika aku memberinya Laptop dari Elevenia sudah pasti tak hanya aku dan dan Fadli, tapi juga keluarga kecil Fadli pun akan ikut berbahagia. Dan dengan begitu telah tercipta lah sebuah rantai kebahagiaan yang tidak bisa diukur besarnya rasa bahagia tersebut.



Author : Cahya Widyastutik
Pict Source : Koleksi pribadi

0 komentar: