Aku Takut Jatuh Cinta (Lagi)

Cinta adalah salah satu perasaan paling indah di bumi. Lalu apa yang aku takutkan dari jatuh cinta? Aku bukan takut akan cinta, aku hanya takut untuk jatuh cinta lagi. Ini bukan sebuah trauma yang harus dihilangkan dengan datang ke psikolog, konselor, atau mungkin psikiater. Ini hanya sebuah ketakutan yang bisa dihilangkan dengan mudah. Mungkin ini hanya sebuah rasa takut yang bodoh yang pernah aku rasakan.

Ketika orang lain memiliki ketakutan terbesar akan sesuatu yang seram atau sesuatu yang berbahaya. Aku malah takut untuk jatuh cinta lagi. Yah... rasa ini ada karena aku pernah gagal dalam menjalin sebuah hubungan. Aku kadang masih menyalahkan diri sendiri karena kegagalan itu. Aku kadang merasa kurang baik untuk dimiliki oleh seorang wanita, setelah gagal kemarin. Bodoh banget ya. Masa baru pertama dan sekali mengalami langsung menyerah dan takut. Macam baru sekali makan rendang dan rasanya enak di sebuah rumah makan Padang, lalu mau mencoba makan rendang di rumah makan Padang lain, tapi takut alot dagingnya dan nggak seenak rumah makan Padang yang kemarin.

Mungkin sudah banyak orang yang bosan mengapa kisah cintaku gagal atau bagaimana perjalanan aku dari awal hingga akhir, dari gagal move on sampai ya... bahagia. Jadi tak ada cerita itu di sini. Kalau ada yang kepo dan belum tahu, tanyakan pada badut goyang lampu merah. Cukup untuk aku menceritakan cerita yang membosankan dan sudah lama tamat tapi masih dibahas, kalau ceritanya sebagus cerita Princess Disney dengan pangeran tampan atau berkuda putih dan kaya tentu saja bagus buat diulang-ulang, ya boleh lah.

Tapi. Bukan berarti aku belum mencoba membuka hati untuk yang lain. Aku setelah gagal itu beberapa kali mengalami jatuh cinta lagi. Dan entah aku beruntung atau memang takdir. Cinta atau rasa suka aku itu hampir 100% tidak pernah bertepuk sebelah tangan (Wow!!! Itu menurut survey dan quick qount Indobarometer dan KPUD Jakarta *halah dikata Pilkada). Namun apa yang membuat aku takut? Aku takut hanya bisa mencinta tanpa bisa membahagiakan (Nah!! Pemikiran bodoh lagi muncul). Ya, karena itu aku takut untuk jatuh cinta lagi.

Ketika orang marah, akan terasa kalau dia marah meskipun tidak menunjukannya. Ketika orang merasa sedih, sama saja dengan marah. Jadi ketika aku merasa takut jatuh cinta lagi, kemudian aku seolah menunjukan gesture menjauh atau mengeluarkan aura yang jadi tidak menarik. Wanita akan menjauh dan merasa seperti itu. Dan....  wualah!! Jadilah aku menjadi pria tak menarik. (Ini teori-teorinya darimana ya? Hahaha).

Dan yah.... aku masih santai aja. Usiaku masih terbilang muda (Tapi muka tua *berdasarkan testimoni orang sekitar). Jadi aku tidak menjadikan jatuh cinta sebuah prioritas utama (Ya semacam tabungan prioritas *apaseh, gaje beud). Meskipun aku kadang kala merasakan bahwa takut jatuh cinta adalah ketakutan terbesar aku saat ini dibandingkan dengan phobia aku yang banyak orang tidak tahu.

Akan tetapi bukan aku, jika ketakutan itu yang aku bilang besar tapi orang lain anggap biasa aja yang kemudian tidak bisa diatasi (kadang). Ya. Seperti aku berusaha mendekati orang baru atau berusaha mencari tahu tentang orang baru. Sudah beberapa wanita yang coba aku dekati (bahkan kadang sebaliknya *anjaay), tapi ya begitu... tiada hasil yang berarti. Hanya bersifat sementara yang kemudian hilang tertiup angin (kentut yang bau) hingga hilang tanpa jejak dan tertutupi.

Ketakutan ada memang untuk dihadapi. Fight or Flight. Hadapi atau hindari. Kalau menghindar terus, selamanya akan dikejar rasa takut itu. Kalau dihadapi, kita jadi tahu bahwa ketakutan itu semu. Hanya dalam pikiran semata. Itu menurut aku loh ya, kalau mau protes ya, aku bilangin, bikin demo bela 14045 aja sana. Dan teriak kami lapar. Penjarakan penista ayam yang suka nyisain kulit ayam, tapi nggak bagi-bagi. Bwahahahaha.

Karena aku adalah seorang pria tulen. Aku yang harus mencari hingga akhirnya menemukan seorang wanita yang baik dalam segala hal, tapi tak sempurna. Karena kesempurnaan bagi manusia itu abstrak (anjaay). Karena setiap orang punya penilaian berbeda. Suka itu mudah, tapi cinta itu sulit. Karena suka belum tentu cinta dan cinta sudah pasti suka (dan sayang juga tentunya).

Tidak mudah memang menghadapi ketakutan yang kadang besar itu, tapi kalau ada niat dan jalan, semua bisa dilewati. Jangan dikira aku dengan mudahnya lewat dan bisa berhadapan langsung. Kadang aku lebih memilih menghindar, padahal kesempatan banyak. Karena aku sudah dihantui rasa takut itu. Untuk mencintai seorang wanita lagi itu susah tapi gampang. Gampang karena ada objeknya. Susah karena belum tentu berbalas. Tapi bila cinta tak datang dari wanita itu, aku masih punya cinta yang lain (hassek!!). Cinta dari keluarga, teman, dan Tuhan.

Cinta. Kenapa engkau begitu rumit bagiku. Karena engkau aku jadi takut untuk meraih dan mendapatkanmu. Padahal engkau itu perasaan yang indah. Hanya karena gagal dengan seorang wanita yang dulu begitu ku puja dan cinta. Ketika gagal, aku jadi takut. Takut merasakan kembali indahnya dan memabukannya dirimu.

Cinta. Kenapa engkau begitu rumit bagiku? Karena engkau aku jadi takut untuk meraih dan mendapatkanmu.

Author : Altaїr

Pict Source : Here