Cinta
satu kata yang sulit di artikan, butuh beribu lembar kertas untuk menuliskan
betapa indahnya rasa bernama cinta.
Tapi
benarkah setiap kata yang keluar atas Nama cinta, benar adanya?.
Ku
rasa tidak. Karena nyatanya masih banyak orang yang tertipu karena kata manis
yang terlontar dengan dalil ‘aku mencintai mu’.
Banyak
orang yang menggunakan kata cinta untuk menutupi nafsu di baliknya. Mereka
bilang cinta namun kenyataannya hanya nafsu yang ada.
Seperti
yang terjadi pada sahabat ku. Sebut saja dia Dewi.
Kami
sudah bersahabat sejak di bangku sekolah dasar, dari dulu kami selalu bersama
sampai akhirnya kami harus berpisah karena tempat sekolah kami yang berbeda.
Aku
sekolah di kota, berangkat pagi pulang menjelang magrib, hampir tak ada waktu
untuk bertemu. Komunikasi pun semakin berkurang karena kesibukan masing-masing.
Sampai
akhirnya kami dapat bermain bersama lagi di hari libur akhir semester. Sudah
hampir setengah tahun kami tak bertemu menimbulkan rindu di hati ku.
Namun
ada yang berbeda darinya, ia yang dulu di kenal sebagai gadis yang periang dan
suka melawak, kini berubah menjadi
murung dan tertutup.
Saat
ku ajak bicara ia hanya terdiam, ku ajak bercanda pun tak ia hiraukan. Aku semakin
bingung di buatnya.
Setelah
ku cari tahu ke keluarganya akhirnya mereka buka suara tentang Dewi yang hampir
saja menjadi korban pemerkosaan oleh pria yang baru satu minggu menjadi
kekasihnya.
Sejak
saat itu, aku memutuskan untuk selalu berada di sisi Dewi. Walaupun kehadiran
ku terus ia hiraukan aku tetap berusaha untuk mengajak nya berbicara.
Usaha
ku berbuah hasil, setelah tiga minggu melakukan pendekatan akhirnya ia mau bicara.
Walau butuh usaha lebih untuk meyakinkannya bahwa lelaki kurang ajar itu tak
akan berani lagi menemuinya.
Ia
mulai bercerita padaku, dari awal ia bertemu dengan mantan kekasihnya hingga akhirnya ia hampir
dilecehkan kalau saja ia tak memberontak.
Satu
hal yang ia sesali yakni karena dari awal memulai hubungan ia terlalu membuka
diri pada mantan kekasihnya yang setiap hari menaburkan kata cinta.
Ia
mengakui gaya pacarannya memang keterlaluan tapi ia tak berani kalau sampai
melakukan hal di luar batas.
Kini
ia sadar cinta tak melulu soal bersentuhan, ada banyak hal yang bisa dilakukan
untuk mengutarakan cinta secara sehat.
Yang
meminta bukti cinta dengan hubungan terlarang harus di pertanyakan, benarkah
itu cinta?.
Kalau benar cinta, lalu mengapa tak ikat pada status yang resmi saja?Kalau benar cinta, lalu mengapa tak kuat menahan nafsu syahwatnya?.Cinta itu rasa yang suci nan fitri, bukan alasan untuk menodai.
Author : deeputril
Pict Source : Here
0 komentar: