Beberapa pekan yang lalu, pagiku masih terlihat indah datang bersama cahaya yang meski mungkin kadang tak bersinar seterang semestinya, tak peduli kelam ataupun sebaliknya, yang tetap ada adalah satu sinar yang mengalahkan segalanya.
Di dalam hatiku namanya melekat bersama cinta.
Namun ada sebuah ketidakjujuran yang sering disembunyikan dariku, terkadang kesadaranku akan hal itu membuatku ingin mencari apa yang sebenarnya terjadi dibalik kebahagiaanku. Setelah melihat dan mengetahui masa lalumu bersama dengan siapa, menjadikanku takut untuk berjalan lebih lama bersamamu. Bagaimana keindahan di masa lalumu memang tak terlihat olehku, tapi terasakan olehku.
Bersama kenangan yang terindah, atau bersama dengan yang seharusnya indah?
Pilihan yang tercipta olehku sendiri dalam benakku. Dia yang ku lihat adalah yang terbaik dalam hidupmu, seperti apa itu tergambarkan aku tidak tahu lebih jelas selain dari cerita yang kau curahkan kepadaku hampir pada setiap malam.
Namun aku tahu dengan pasti, bukan aku keindahan yang terindah dalam hidupmu. Salahkah aku merasa bahwa tak seharusnya aku ada bersamamu, jika hanya sebagai keindahan yang masih tertandingi dengan masa lalumu?
Cinta yang sungguh tak ku inginkan berakhir adalah cintamu dengan masa lalumu dulu, layaknya seperti aku yang dulu pernah mencintai seseorang dengan tulus dan tak ingin mengakhiri. Masa sulit yang kamu lalui ketika kehilangan masa lalu indah itu, sakit seperti sebuah tinta hitam pekat yang membalut senyummu kala itu. Dan pedih aku mendengar kenyataan itu dari dirimu sendiri.
Aku pernah merasakannya di masa lalu, tapi cintamu di masa lalu lebih luar biasa. Aku yang sudah melupakan keindahan yang terindah dalam hidupku, masih memiliki keraguan akan dirimu yang seharusnya juga sudah melupakan keindahan terindahmu itu.
Jika saja aku memiliki keberanian untuk memutuskan, tapi rasa sayangku masih belum ingin ku akhiri, sementara perubahan pun tak ku ketahui kapan akan terjadi. Kau terus menceritakan keindahan itu, sementara aku terus menahan sesak yang segera ingin ku samarkan. Layaknya kerak yang terus mengeras, kekecewaan menjadikan air mata mengeras menghantam hatiku sendiri. Bertubi-tubi kau hantam perasaan tegarku dengan kata-kata yang seharusnya membuatku sakit.
Aku semakin menguatkan diriku, tapi tanpa ku sadari aku justru menjadikan diriku sendiri seperti sebuah permainan yang selalu menerima segala kebohongan. Kepercayaan yang ku rangkai untuk seseorang yang ku kira dapat ku percaya, menjadikanku menuai sesal pada akhirnya.
Firasat, kenapa engkau datang dan mau pergi begitu saja, atau aku yang tidak bisa merasakan kehadiranmu?
Mata yang seringkali melihat jelas kebohongan yang terjadi, dikalahkan oleh telinga yang selalu mendengar jelas kebohongan yang terucap bagai sebuah kejujuran yang menenangkan. Terjerat dalam situasi yang perlahan mengahancurkanku, aku terus mencoba menaklukkan situasi itu. Dan semakin lama aku semakin hancur seperti debu yang tak berguna, tak terlihat, dan pada akhirnya aku terbang begitu saja karena diabaikan, ditinggalkan, dan meninggalkan.
Luka tercipta ketika sebagian hatiku menancap pada sebuah keindahan semu di masa lalu. Sebagai debu kecil yang tak bernilai, yang tak memiliki kuat seperti batu yang siap menghantam kerasnya keadaan saat itu, aku terus mencoba menaklukan hati yang ku tau bukan untukku.
Secangkir kehangatan seperti kopi yang disuguhkan, meluluhkan ku sepanjang waktu sampai saatnya aku akan terbangun. Dan waktu menungguku cukup lama untuk menghapuskan harapan yang telah terbaur dalam hidup untuk masa depan.
Jauh-jauh dan semakin jauh dia melangkah tanpa menolehku, lelah-lelah dan semakin lelah aku mengejarnya, kemudian aku terdiam sejenak, menguatkan kakiku untuk melangkah lebih jauh lagi mencari jalan lain yang akan mengantarkan pada sesuatu yang akan lebih menghargai jerih payahku.
Dan kulihat dunia kembali menyambutku dengan tawanya.
Berkali-kali orang yang mengatakan padaku untuk kembali, akhirnya tersenyum melihatku telah kembali dan meninggalkan jalan semu yang ku pilih.
Sekarang semua seperti sebuah pagi, setiap aku terbangun aku selalu dapat menemukan cahaya yang berhasil membangunkanku dengan sinarnya, setelah aku terlelap dan bermimpi buruk semalam. Berjuta-juta puisi dalam bayangan di masa lalu, akan ku kubur dengan sebuah puisi yang akan tercipta dalam hidupku tanpa setetespun kebohongan.
Author : Laudy
Pict Source : Here
0 komentar: