Seiring bertambahnya usia, bertambah pula kedewasaan pada
diri manusia. Pengalaman hidup yang belum seberapa pun menambah pengetahuan dan
pemikiran-pemikiran baru.
Aku yang masih seorang remaja yang belum juga genap berusia
17 tahun, masih asyik menikmati hidup.
Bermain bersama teman, pergi kencan bersama pacar atau hal-hal yang saat ini
lumrah di lakukan para remaja.
Satu hal yang paling aku suka adalah tentang CINTA, aku
yakin para remaja saat ini pun tentu tak asing dengan kata cinta. Kata yang sering mereka lontarkan tanpa tahu
makna yang sesungguhnya di balik kata CINTA.
Aku tak munafik, dulu pun aku begitu. Dengan sok-nya aku
menebar kata cinta. Pada lelaki yang padahal bukan muhrim ku. Pergi kencan setiap malam minggu, berboncengan dengan mesra
setiap akan berangkat dan pulang sekolah, seolah sudah menjadi rutinitas
keseharian ku bersama kekasih.
Menyenangkan?. Pasti, bagaimana tidak bahagia kalau ada
seseorang yang memperhatikan dan memperdulikan hidup kita. Dengan kasih sayang
berlimpah yang ia curahkan. Sebagai seorang remaja pada umumnya, aku pun merasa begitu.
Bahagia memiliki lelaki yang amat mencintai dan ku cintai.
Seringkali kita berjanji tuk setia sehidup semati, kita yang masih mengenakan seragam putih
abu-abu sibuk membicarakan masa depan apa nanti yang akan kami jalani.
Di hari apa kami akan menikah?, di mana kami akan berbulan madu?, berapa jumlah
anak yang kami inginkan?, apa jenis
kelamin pertama anak kita kelak?. Hal
yang sebenarnya masih jauh untuk kita pikirkan itu justru menjadi topik
pembicaraan yang paling menyenangkan saat kita kencan.
Tapi sayang itu hanya sebuah bualan remaja. Hubungan
percintaan ku sering kali kandas di tengah jalan, paling lama aku berkencan dengan seseorang
hanya sekitar 3 - 4 bulan.
Kian hari kehidupan ku mulai berwarna dengan adanya
persoalan-persoalan baru. Hidup terasa
nikmat dengan bumbu-bumbu kehidupan.
CINTA berperan besar dalam hidup ku. Sudah lebih dari lima lelaki ku pacari, Namun
tak ada yang membekas di hati. Awalnya aku memang tergila-gila padanya, dunia
seolah tak ada arti tanpa kehadirannya.
Rasa sayang yang ia curahkan membuat ku semakin melayang.
Namun itu hanya sementara, setelah merasa bosan aku pun meninggalkannya mencari
lelaki lain yang mampu membuat hati berdesir.
Lelah dengan segala persoalan cinta remaja yang aku pun tak
yakin itu benar-benar CINTA, membuat ku memutuskan untuk sendiri dulu selama
beberapa bulan setelah putus dari kekasih ku yang terakhir.
Karena sudah terbiasa menjalani hidup dengan sosok kekasih,
membuat ku merasa sulit menjalani hari-hari baru ku. Tapi dengan tekad yang
kuat aku bisa melewatinya.
Hari-hari ku sibukkan dengan berbagai kegiatan yang ada di
sekolah. Salah satunya dengan bergabung di ekstrakurikuler rohani Islam.
Beberapa bulan bergaul dengan lingkungan baru yang penuh
dengan nilai-nilai Islami perlahan mulai membuka mata ku.
Aku mulai sadar, rasa yang dulu sering ku artikan CINTA
ternyata hanya sebuah nafsu dan ambisi belaka.
Aku hanya mengikuti arus zaman yang seperti mengharuskan ku
memiliki seorang kekasih agar tak dianggap tak laku. Perasaan hati berdebar yang
sering ku rasakan saat sedang berkencan hanya sebuah nafsu.
Nafsu dan ambisi membutakan hati ku. Yang ku rasakan selama ini bukanlah arti cinta yang sesungguhnya. Itu hanya perasaan sesaat yang ku rasa.
Hubungan yang seharusnya tak ku lakukan pun, ku lupakan.
Nafsu dan ambisi membutakan pikiran ku, membuat ku lupa bahwa dalam agama ku
tak ada kata pacaran.
Nafsu berkedok cinta membuat ku menghalalkan segalanya.
Sampai larangan tuhan pun ku langgar.
Dengan dalil hanya main-main, aku lakukan semuanya.
Tapi sekarang tidak lagi, aku sadar sebagai seorang yang
beriman harusnya aku mematuhi semua perintah tuhan. Dunia yang hanya sementara
tak perlu lagi ku kejar.
Berhenti bermain-main. Fokus memperbaiki diri sendiri, agar
dewasa nanti aku telah siapa menjadi insan yang berkepribadian baik.
Tak ada lagi kata 'manfaatkan masa remaja untuk
bersenang-senang sebelum kita sibuk mengurus rumah tangga'. Di kamus hidup ku.
Karena bersenang-senang pun masih dapat ku lakukan dengan
jalur yang masih di ridai Allah. Tak perlu lagi dengar omongan orang kalau kita
ini kurang gaul, ngga nge-hits atau
segala tetek bengeknya.
Karena di akhirat nanti yang akan di tanyakan malaikat
adalah amalan kita, bukan seberapa
banyak mantan kita.
Tepat di hari ulang tahun ku yang ke enam belas, aku
memutuskan untuk berhijab dan tak lagi berpacaran sampai datang seseorang
lelaki meminang. Aku memulai hijrah ku dari titik awal.
Author : DeePutriL
Pict Source : https://uk.pinterest.com/pin/515591857309240652/
0 komentar: