Aku mudah sekali untuk dibahagiakan dan membahagiakan diri sendiri. Dari dulu aku mempunyai prinsip, "Bahagia itu aku yang buat, itu tergantung mauku." Hal itu membuatku susah sekali untuk menabung, aku tidak 'berbakat' menabung. Hidupku penuh dengan hal-hal spontan yang tidak direncanakan. Aku jarang berpikir jangka panjang. Untukku hari ini ada, itu sudah cukup. Besok adalah besok. Urusan besok adalah masalah baru atau mungkin rezeki baru.
Banyak hal yang membuatku bahagia. Salah satunya adalah ini:
Beberapa bulan lalu aku mengalami suatu kebahagiaan kecil yang menyenangkan hati. Ada seorang barista yang tanpa sengaja aku lihat dan dengan sengaja aku memperhatikannya. Dia bahkan follback Instagram-ku. Aku melihat barista itu di salah satu kedai kopi di Jakarta yang bernama "Filosofi kopi". Aku senang sekali waktu itu. Kedai kopi tersebut ada karena diangkat dari salah satu buku favoritku. Datang ke tempat yang menyenangkan dengan teman-teman yang menyenangkan dan bertemu barista yang bertampang biasa saja. Dia manis, tidak tampan, kurus, tapi matanya yang tiba-tiba saja membiusku, seperti kena 'sirep' aku memandangnya. Dia memandangku. Kita pandang-pandangan lebih dari 10 detik. Selama 4 jam aku di sana, waras dan kenyang aku melihat wajahnya.
Aku senang sekali waktu dia follback Instagram-ku. Aku tahu dia mengenalku. Aku cerita pada temanku dan dia sampai bilang kalau aku terlihat seperti di-follback artis, girang banget! Aku mungkin memang over. Entahlah... ini seperti surprise kecil. Hadiah kebahagiaan kecil pemberian Tuhan. Aku tidak sengaja menemukan Instagram-nya dan jempolku spontan click follow. Hatiku kayak kembang setaman waktu ada notifikasi dia follback aku.
Aku senang sekali waktu dia follback Instagram-ku. Aku tahu dia mengenalku. Aku cerita pada temanku dan dia sampai bilang kalau aku terlihat seperti di-follback artis, girang banget! Aku mungkin memang over. Entahlah... ini seperti surprise kecil. Hadiah kebahagiaan kecil pemberian Tuhan. Aku tidak sengaja menemukan Instagram-nya dan jempolku spontan click follow. Hatiku kayak kembang setaman waktu ada notifikasi dia follback aku.
Dia like fotoku, aku like fotonya, aku comment fotonya lalu dia balas comment-ku. Aku lihat insta story-nya, dia lihat insta story-ku. Dua bulan kemudian setelah aku posting foto ketika aku pergi ke Jakarta, tiba-tiba dia unfollow aku. Aku bertanya-tanya, tapi tetap tidak menemukan alasan kenapa dia melakukan itu, selain karena dua alasan yang menurutku receh dan aku terlalu malu untuk menuangkannya di essay ini.
Dia tetap barista favoritku sampai saat ini. Pada 10 tahun, 20 tahun kemudian, aku akan tetap mengenangnya sebagai salah satu kebahagiaan kecilku.
Aku unfollow dia balik. Aku agak ketat dalam hal 'perinstagraman' :D. Cerita ini selesai, apakah kenanganku tentangnya berubah dari yang suka menjadi sebaliknya? Tentu saja tidak. Dia tetap barista favoritku sampai saat ini. Pada 10 tahun, 20 tahun kemudian, aku akan tetap mengenangnya sebagai salah satu kebahagiaan kecilku. Ingatanku cukup kuat.
Author : Boanerges
Pict Source : Here
0 komentar: