Merindu itu tak pasti. Tidak pasti akan terbalas atau hanya terbuang sia-sia.
Tahukah engkau, bahwa aku menghabiskan lebih banyak energi untuk merindu daripada bekerja? Karena hampir setengah porsiku dalam bekerja kugunakan untuk merindu.
Merindu itu tak pasti. Tidak pasti apakah seseorang yang kita rindukan juga ikut merindukan kita.
Tahukah kau, aku merelakan hatiku penuh dengan denyut kesakitan saat membayangkan bahwa engkau, sosok yang kurindukan, justru tengah bersandar pada seseorang yang lain. Seseorang yang mampu memenuhi segala keinginanmu dalam dekat, seseorang yang telah memiliki hatimu secara utuh.
Merindu itu tak pasti. Terkadang utuh saat membayangkan dan kosong saat tersadar.
Tahukah kau, bagaimana rasanya hatimu berganti suasana dalam waktu tak sampai hanya satu detik?
Sebagai seorang wanita biasa, aku sadar bahwa apa yang aku lakukan adalah bentuk dari menyakiti diri sendiri. Tetapi, sebagai wanita yang sedang jatuh cinta dan tak ingin bangun, apa yang aku lakukan adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk membuat hati tetap utuh. Tidak untuk yang lain, melainkan untuk kamu.
Sebagai sosok wanita, aku ingin tangguh. Tetapi saat sesuatu mengingatkan tentang kamu, aku rapuh. Tidakkah menyakitkan bahwa aku tidak bisa menjadi kuat hanya karena ingatan tentang kamu?
Aku ingin berpindah, tapi itu hanya bualan. Aku ingin melupakanmu, tapi itu hanya sebatas ucapan. Mengapa ? Karena saat hatiku kembali merindu, semua kenangan, bayangan, dan kesakitan kembali muncul ke permukaan.
Aku ingin berubah, tapi kutahu semua butuh waktu. Lalu bagaimana jika semua energi dan waktuku kuhabiskan untuk merindu? Tentang kamu?
Aku ingin ini berakhir, tapi kutahu tidak akan semudah itu. Mungkin sebuah pertemuan kembali akan mengakhirinya? Tetapi aku takut, aku takut saat aku berada dekatmu aku ingin merengkuhmu. Tidak untuk melepasmu.
Lalu, kutanyakan kepada engkau, kepada kalian, atau bahkan kepada rumput yang bergoyang, aku harus bagaimana?
Sebagai sosok wanita, aku ingin tangguh. Tetapi saat sesuatu mengingatkan tentang kamu, aku rapuh. Tidakkah menyakitkan bahwa aku tidak bisa menjadi kuat hanya karena ingatan tentang kamu?
Aku ingin berpindah, tapi itu hanya bualan. Aku ingin melupakanmu, tapi itu hanya sebatas ucapan. Mengapa ? Karena saat hatiku kembali merindu, semua kenangan, bayangan, dan kesakitan kembali muncul ke permukaan.
Aku ingin berubah, tapi kutahu semua butuh waktu. Lalu bagaimana jika semua energi dan waktuku kuhabiskan untuk merindu? Tentang kamu?
Aku ingin ini berakhir, tapi kutahu tidak akan semudah itu. Mungkin sebuah pertemuan kembali akan mengakhirinya? Tetapi aku takut, aku takut saat aku berada dekatmu aku ingin merengkuhmu. Tidak untuk melepasmu.
Lalu, kutanyakan kepada engkau, kepada kalian, atau bahkan kepada rumput yang bergoyang, aku harus bagaimana?
Karena saat hatiku kembali merindu, semua kenangan, bayangan, dan kesakitan kembali muncul ke permukaan.
Untuk kamu, seseorang yang berjarak—kurang lebih—463 kilometer dari tempat aku berpijak, mungkin sajak rinduku tidak berarti bagimu. Tetapi, jika sampai waktuku berakhir dan aku tak mampu menyampaikan padamu tentang rinduku, maka tulisan ini akan menyampaikannya.
Author : Calon Mrs. A
Author : Calon Mrs. A
Pict Source : Here
0 komentar: