Beberapa tahun lalu, di Indonesia keberadaan internet barangkali belum semarak saat ini. Sekarang, balita saja sudah bisa menonton Upin dan Ipin lewat Youtube, bisa bermain game online, bahkan mahir ber-selfie ria. Jaman aku balita dulu, jangankan menonton Upin dan Ipin lewat Youtube bisa menonton televisi saja sudah sangat beruntung, itupun masih televisi hitam putih yang kejernihan gambarnya sangat bergantung pada antena analog. Sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang yang semua serba mudah dan canggih.
Namun sepertinya semua kemudahan dan kecanggihan itu belum bisa dirasakan oleh semua kalangan, termasuk aku. Eh bukan berarti aku tidak paham internet loh ya, aku sendiri pertama kali bermain internet saat SMP, tapi semua orang tau bahwa koneksi internet sangat bergantung pada jaringan telekomunikasi. Yap, inilah masalahnya. Tempat aku tinggal belum terselimuti oleh sinyal yang tebal, ah jangankan tebal berkabut pun tidak. Nihil, sama sekali tidak mendukung untuk berselancar di cerahnya dunia maya.
Dulu waktu kuliah, aku tidak begitu merasakan pahitnya kenyataan ini sebab aku jarang berada di rumah dalam waktu lama karena aku nge-kos. Saat SMA pun aku juga masih biasa saja sebab saat itu kebutuhan akan internet belum seprimer sekarang, komunikasi juga masih menggunakan pesan singkat SMS. Nah kalo sekarang, siapa yang masih pake SMS? Iya mungkin masih ada, tapi sudah kesulitan dan tidak umum karena semua orang sudah menggunakan WhatsApp, BBM, dan Line. Untuk telpon konvensional juga jarang, karena sekarang sudah jamannya video call yang mana menggunakan WhatsApp, Line dan lagi-lagi semua itu bergantung pada jaringan internet yang sialnya belum tersedia di tempat tinggalku. Yanasib yasalaaaaam~
Pernahkah kalian membayangkan kalian hidup tanpa jaringan? Setiap hari? Kira-kira apa yang kalian rasakan? Dan apa yang akan kalian lakukan? Mungkin sebagian dari kalian tidak akan percaya dan mempertanyakan, masa iya sih jaman sekarang di Jawa masih ada daerah yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi? Ini nyata saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, bukan sinetron yang fiktif belaka bukan juga akal-akalanku untuk mendramatisir keadaan. Memang seperti ini faktanya, bahkan jaringan tel*omsel yang mengklaim mampu menjangkau seluruh pelosok negeri pun nyatanya masih belum sampai di tempatku. Miris? bangeeeeeett.
Lalu bagaimana aku menjalani hari-hariku? Hhhm begini, aku bekerja 8 jam/hari dalam 6 hari dan saat aku bekerja itulah aku bisa dihubungi dengan mudah karena saat bekerja otomatis aku keluar dari rumah, menuju tempat bekerja yang alhamdulilah murah sinyal. Hanya saat keluar rumah itulah semua kemudahan bisa aku nikmati, kelancaran bersosialisasi, hanya bermodalkan menggeser layar dengan jari berbagai berita dan ilmu bisa aku dapatkan. Kadang aku berandai-andai, ah andai aku bisa 24 jam terhubung dengan dunia seperti ini pasti akan lebih damai kehidupanku, aku tidak perlu kena semprot teman-teman karena susah dihubungi, tidak akan dikeluarkan dari forum diskusi online karena aku jarang muncul, tidak juga kudet ketinggalan info-info terkini, ah andai sajaaaaa~
Tapi kenyataan tetaplah kenyataan, aku harus menegaknya hingga kandas walaupun rasanya pahit. Terkadang rasa jengkel, marah, dan kecewa itu ada tapi pada siapa aku bisa melampiaskannya? Polisi? Pemerintah? Menteri perhubungan? Kan tidak mungkin. Satu-satunya jalan yaaaa iklasin ajaaaa. Tetapi aku selalu berusaha untuk melihat sisi positifnya, karena aku percaya akan selalu ada kebaikan dari sebuah peristiwa, begitupun tragedi miskin sinyal seperti yang aku alami ini. Dengan tidak adanya sinyal aku jadi memiliki waktu lebih banyak untuk quality time dengan diriku sendiri, aku bisa membaca lebih banyak, menulis lebih sering, dan menonton film lebih bebas, yang belum tentu bisa aku lakukan karena jika seandainya kaya sinyal bisa jadi aku malah menjadi terlalu khusyuk menggeser-geser layar smartphone hingga lupa waktu, terlalu terbuai pada dunia maya dan melalaikan dunia nyata.
Dengan tidak adanya sinyal aku jadi memiliki waktu lebih banyak untuk quality time dengan diriku sendiri, aku bisa membaca lebih banyak, menulis lebih sering, dan menonton film lebih bebas.
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, jika saat ini kalian mendapat kemudahan untuk mengakses internet dimanapun dan kapanpun kalian mau maka jangan lupa untuk mengucap “Alhamdulilah” sebab aku: orang yang sangat terbatas ini sangat iri kepada kalian. Singkatnya, rezeki tak melulu soal uang, tapi kemudahan berinteraksi juga sebagian dari rezeki. #halahquotegagal.
Author : Auroraa
Pict Source : Here
0 komentar: