Ketika aku menuliskan kata rindu yang terlintas hanya dia. Pria berkacamata yang irit dalam berkirim pesan, tapi talkative di telepon. ...

Menjadikan Dunia Milik Berdua



Ketika aku menuliskan kata rindu yang terlintas hanya dia. Pria berkacamata yang irit dalam berkirim pesan, tapi talkative di telepon. Dia tidak suka terlalu diperhatikan dan baru bisa sedikit manja saat sedang capek. Pria yang setiap harinya nonton film, malam minggunya nonton pertandingan bola, dan menghabiskan weekend dengan bermain PS. Dunia seakan miliknya sendiri.

Lalu hobiku adalah mengganggu dunianya dengan cerita sehari-hari yang biasa atau rencana-rencana absurdku. Biasanya dia akan membalas pesan sekadarnya. Berbeda jika di telepon, dia akan memberiku kuliah singkat dengan teori-teori yang membuatku berpikir lebih keras. Ya, aku suka bagaimana pun caranya menerimaku di dunianya. Aku beruntung, dia mau mendengar, mengingat, dan menanggapiku.

Di akhir bulan Januari, ketika aku bertemu dengannya. Pertama kalinya kami menjadikan dunia serasa milik berdua. Meskipun dunia kami berbeda, hobi kami berbeda, tapi kami mencoba memahami dunia masing-masing. Aku yang lebih suka membaca novel dan memiliki banyak angan untuk menuliskan cerita fantasi. Dia yang lebih suka menonton film dan berpikir lebih realistis. Meskipun kami berbeda, dia mampu memahami imajinasiku tanpa menilaiku aneh, aku mampu mencerna pola pikirnya tanpa terserang migrain. Kami terlalu asik menjadikan dunia milik berdua, sehingga yang lain cuma numpang lewat.

Aku benar-benar menikmati caranya bicara dan tertawa. Aku merekam suaranya dalam ingatan. Aku mengamati sorot matanya. Kadang aku malu-malu dan bersikap memalukan.

Aku rindu dan ingin bertemu dengannya lagi. Apakah semua akan tetap sama? Apakah kami akan tetap menjadikan dunia hanya milik berdua? Aku tidak bisa membayangkan apa pun. Banyak hal yang terjadi selama kami tidak bertemu. Perasaan dan pikiran yang teraduk tak karuan.

Dia tidak membuatku jatuh, tapi memberiku kesempatan untuk tumbuh

Satu yang pasti... perasaanku padanya terus tumbuh. Dia tidak membuatku jatuh, tapi memberiku kesempatan untuk tumbuh. Menumbuhkan perasaan rindu, suka, sayang, dan cinta nantinya. Aku harap dia pun begitu. Semoga pria berkacamata itu juga sama, merindukanku.



Author : Wishoshi
Pict Source : Here

0 komentar: