Di meja depan saya, berdiri sebotol air mineral bersanding dengan segelas air mineral yang isinya sudah berkurang, saya yang meminumnya....

Kangen Rumah



Di meja depan saya, berdiri sebotol air mineral bersanding dengan segelas air mineral yang isinya sudah berkurang, saya yang meminumnya. Hari kamis malam, saya kehabisan air minum pada waktu sedang sakit. Betapa saya merasa hidup saya sangat tersiksa tanpa air minum. Saya jadi teringat In, salah satu murid teman saya di NTT. Waktu itu sempat saya mengajaknya membeli beras ke kampung. Di tengah jalan, ia jongkok di pinggir tempat penampungan air (yang di mata saya lebih mirip parit), mengambil air secukupnya dengan kedua telapak tangan yang menangkup lalu meminumnya seolah air yang ia minum itu tidak keruh, tidak berwarna putih tulang dan tidak berbau. Baiklah, itu fenomena.

Tadi di tengah perjalanan pulang kantor, saya berpapasan dengan sebuah bus besar di jalan. Oke, bagi semua orang yang tinggal di Jawa, berpapasan dengan bus besar di jalan kampung sekalipun adalah hal yang sangat biasa. Namun bagi saya yang sudah hafal jalanan Balikpapan ini, melihat bus kecil di jalan tengah kota adalah hal yang luar biasa istimewa. Jarang memang bisa melihat bus, truk atau kendaraan besar berseliweran di tengah kota Balikpapan. Namun sekalinya ada, seringnya para sopir itu kurang tahu diri; ngebut. Yup, mereka itu sudah ukurannya segede gambreng, jalannya nggak bisa pelan pula. Baiklah, itu juga fenomena. Saya kangen Jawa dan truk serta bus besarnya yang berjalan pelan.

Well, sebetulnya fenomena-fenomena itu cukup membuat saya lebih melek dengan sistem adaptasi dan kekebalan tubuh akan hal-hal yang luar biasa di tempat yang bukan habitat asli kita. Tidak perlu jauh-jauh pergi antarpulau, cukup singgahlah ke kota yang lain, ke desa tetangga, ke kampung sebelah, pelajari kehidupan mereka, pasti ada satu atau dua hal yang mendarah daging dan sungguh luar biasa bagi kita.

Dalam benak saya, tes adaptasi terbaik adalah dengan cara melakukan adaptasi itu sendiri, bukan simulasi. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah salah satu hal yang bisa jadi alternatif tes adaptasi.

Dalam benak saya, tes adaptasi terbaik adalah dengan cara melakukan adaptasi itu sendiri, bukan simulasi. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah salah satu hal yang bisa jadi alternatif tes adaptasi. Di satu sisi, memang sangat tidak nyaman untuk hidup berpindah-pindah apalagi dengan tujuan mencari sesuatu yang tidak menimbulkan profit secara material. Namun bagi saya, zona nyaman dalam hidup semestinya kita nikmati di usia 40 ke atas. Selama usia produktif, disarankan untuk tidak bernyaman-nyaman dulu karena bisa jadi ketika usia kita selayaknya menyamankan diri eh malah kita jadi tidak nyaman.


Ya sudah sih itu saja. Saya masih akan berpindah lagi. Mungkin hidup saya akan di sini-sini saja, tapi pantat tidak selalu ditaruh di kursi yang sama to? Well Guys, semoga hidup kita akan nyaman di usia tua. Yang muda yang berkreasi, yang tua yang leha-leha. Semoga menginspirasi. :-)



Author : Aicha
Pict Source : Here

0 komentar: