Cemburu, c - e - m - b - u - r - u. Ya cemburu. Cemburu tidak selalu merujuk pada muda-mudi yang ber(status) pacaran. Karena terkadang Si Jomblo pun pernah cemburu pada yang berpasangan. Cemburu bukan hanya bercerita tentang dua orang yang memadu kasih, dan orang ketiga yang tidak kebagian untuk berkasih-kasihan.
Aku sebagai manusia biasa saja kadang beranggapan bahwa aku adalah mahluk spesial yang diciptakan Tuhan dengan kekuatan super, tapi kekuatanku hilang sehimgga aku dipaksa untuk bersabar terhadap hal apapun yang menimpaku hari ini atau hari esok, esoknya lagi, esoknya esok lagi dan hari-hari didepan sana yang akan ku lalui.
Ditakdirkan menjadi anak terakhir harusnya membuat aku bahagia, oh iya tentu saja aku bahagia. Aku mempunyai dua orang kakak perempuan yang menyayangi ku dengan cara mereka sendiri. Bapa yang tak pernah berhenti menyemangati, dan Mih yang selalu memperhatikanku. Secara teori hidupku sudah sempurna, iya itu hanya teori saja karena sempurna hanyalah lagu. Pada kenyataannya ada satu hal yang selalu membuatku menjadi pecemburu. Aku cemburu pada mereka yang dapat berkeluh kesah pada orang-orang terdekat dalam keluarganya. Aku cemburu pada mereka yang dapat menceritakan apa yang dirasakan dengan mudahnya. Aku cemburu pada mereka.
Aku tidak bisa berkeluh kesah pada Mih. Mih dengan perasaannya yang halus, yang segala hal atau permasalahan akan selalu ada di pikirannya, membuatku tidak bisa berkeluh kesahh pada Mih. Aku takut Mih sakit, bagaimana pun aku putri bungsunya. Ia tak akan bisa tidur tenang jika anaknya berkeluh soal susahnya hidup. Bapa pun sama halnya seperti Mih, mereka berdua sudah terlalu tua untuk mendengarkan keluh kesah putri bungsunya ini. Kedua kakakku ? Ah iya, harusnya aku bisa berkeluh kesah pada mereka. Harusnya loh, tapi kenyataanya tidak. Perbedaan umur yang terpaut jauh membuatku canggung untuk bercerita. Akupun tak ingin menambah susah mereka dengan keluhanku.
Jadi yang harus aku lakukan hanya memaksakan diri untuk bertahan dengan cara tidak menceritakan susahnya hidup agar suatu hari nanti sesusah apapun hidupku aku tidak perlu berkeluh kesah kepada siapapun.
Aku cemburu pada mereka yang dapat berkeluh kesah, bertelepon lama-lama menceritakan kesusahannya dengan mudah. Kenapa aku merasa begitu sulit? Ah entah lah memang sulit bagiku untuk bercerita. Akan tetapi tidak apa-apa, seperti yang kukatakan diatas, aku adalah manusia spesial dengan kekuatan super (yang telah hilang). Jadi yang harus aku lakukan hanya memaksakan diri untuk bertahan dengan cara tidak menceritakan susahnya hidup agar suatu hari nanti sesusah apapun hidupku aku tidak perlu berkeluh kesah kepada siapapun. Seperti yang sering Mih dan Bapa katakan, "Kamu hidup tidak selamanya dengan kami, ada masa dimana kamu harus menghadapinya seorang diri. Belajarlah menggarudakan diri sendiri."
Author : Taa
Pict Source : Here
0 komentar: