Entah percekcokan macam apa yang pernah
terjadi antara aku dan Cupid. Pokoknya kami tak pernah akur. Meski aku merasa
tak punya masalah apa-apa dengan dewa yang katanya bertugas untuk menjodohkan
manusia itu, nyatanya, Cupid selalu membuatku kena masalah. Entah sengaja atau
tidak, nampaknya Cupid senang sekali membuatku jatuh cinta pada orang yang
salah. Orang-orang yang tak mungkin bisa kumiliki.
Jika aku bisa bertemu dengannya secara
langsung, aku ingin mengajak Cupid berkelahi saja. Mungkin dengan begitu, dia
bisa berhenti mengerjaiku. Tapi sayangnya, itu tak mungkin terjadi. Maka
sepertinya aku mesti pasrah saja menerima kemalangan ini.
Meski begitu, bukan berarti aku tak
melakukan apa-apa. Sebagai orang dengan frekuensi patah hati yang sangat
tinggi, bodoh rasanya jika aku bahkan tidak bersiap-siap. Berkaca dari
pengalaman, aku sadar sekali bahwa kesedihan yang muncul karena patah hati
sangat potensial membuatku pesimis, depresi, krisis eksistensi diri, hingga
mendatangkan pikiran-pikiran suicidal.
Untuk itu, supaya aku gak kecolongan,
aku mulai menyiapkan beberapa hal. Item-item berguna yang bisa membantuku
melewati masa-masa patah hati. Hal-hal inilah yang membuat durasi masa kritis
patah hatiku yang terakhir bisa kulewati dalam waktu yang relatif lebih singkat
daria biasanya. Inilah daftarnya:
1. Teman
Sebagai
orang yang tidak terlalu dekat dengan keluarga, aku menceritakan
masalah-masalahku pada beberapa teman yang aku percaya. Aku sadar, mereka
mungkin tak akan bisa memberikan solusi nyata untuk rasa sakit yang aku derita.
Tapi mengetahui bahwa ada orang-orang yang peduli padaku ketika aku merasa
kurang berharga, biasanya aku mengalami ini ketika mengalami penolakan atau
tiba-tiba ditinngal tanpa penjelasan, sangat membantuku mengembalikan rasa
percaya diri. Percaya bahwa kehadiranku di dunia ini berarti untuk seseorang,
meski itu bukan orang yang kusukai.
Meski
begitu, tak selamanya seorang teman bisa hadir setiap kali kita butuh. Maka,
kita mesti punya pertolongan cadangan.
Kemarin,
aku pakai sebuah aplikasi curhat sebagai pertolongan cadanganku. Aplikasi itu
bernama Riliv dan bisa diunduh di playstore. Di sana aku bisa menceritakan
masalahku secara anonim dan pengguna Riliv lain memberikan tanggapan.Tanggapan
yang mereka berikan kebanyakan standar. Tapi ada satu pengguna Riliv yang
dengan antusias mengajakku bicara tentang masalah yang kualami saat itu.
Kehadirannya dan responnya yang hangat terhadap keluhanku membuatku merasa
bahagia. Mungkin dia tidak akan pernah tahu, tapi dia, siapa pun itu, telah
benar-benar menyelamatkanku.
2
2. Musik
Aku
memisahkan lagu-lagu yang ada dalam laptopku ke dalam beberapa folder terpisah.
Dua folder yang paling sering aku buka ketika aku dalam masa-masa patah hati
adalah folder bernama “Slowgalau” dan
“Kpop”.
Lagu-lagu
sedih yang terkumpul dalam folder Slowgalau biasa kudengarkan di masa-masa awal
patah hati melanda. Melodi-melodi sendu pada lagu-lagu itu, ditambah lirik-lirik
sedih yang selalu terasa gue banget, membantuku meluapkan emosi yang masih
terpendam. Seringkali, aku mengalami saat-saat ketika aku merasakan suatu
kesedihan yang menyesakkan dada, tapi aku tak tahu cara mengeluarkan kesedihan
itu dari dalam diri. Nah, lagu-lagu itulah yang biasanya menjadi pemancing.
Berkaitan
dengan musik untuk terapi patah hati, sebuah studi yang dipublikasikan dalam
Jurnal of Consumer Research menemukan bahwa orang-orang lebih suka mendengarkan
musik-musik sedih ketika mereka mengalami suatu kehilangan interpersonal yang
dalam, misalnya berakhirnya suatu hubungan. Penulis jurnal tersebut
mengungkapkan bahwa musik-musik sedih disinyalir bisa berperan sebagai
pengganti bagi hubungan yang hilang tersebut. Mirip seperti kehadiran teman-teman
yang berempati pada apa yang kita rasakan. Jadi ketika teman-temanku ternyata
gak bisa diandalkan, aku beralih ke musik. Music alwayas know how i feel and
they (music) never busy with their own relationship problem.
Setelah
semua emosi kesedihan berhasil kuluapkan, hal selanjutnya yang mesti aku
lakukan adalah mengembalikan mood ceriaku. Saat inilah aku beralih ke folder
kedua yaitu folder KPOP.
Folder
ini diisi oleh lagu-lagu Kpop kesukaanku yang kebanyakan memiliki irama yang
ceria dengan tempo yang bikin aku merasa dosa kalau gak ikut goyang-goyang. Dan
betapa anehnya aku jika joget-joget heboh dengan muka nelangsa. Dengan otomatis
lagu-lagu itu bikin aku senyum kembali.
Menurut
studi yang dipublikasikan dalam Journal of Posotive Psychology, musik kencang
ternyata bisa memperbaiki mood dan meningkatkan keceriaan seseorang dalam waktu
dua minggu. Sangat membantu.
3 3.
Buku
Di
usiaku yang sudah tak lagi muda ini, aku tahu bahwa buku bukan hanya jendela
dunia, buku juga bisa jadi teman, motivator, atau bahkan guru spiritual. Jika
kamu punya buku yang tepat, kamu bahkan bisa menemukan obat mujarab bagi patah
hati. Haha.
Buku
terakhir yang membantuku melewati masa-masa patah hati yang menyedihkan adalah
“Selasa Bersama Morrie” karya Mitch Albom. Petuah-petuah dari Morrie dalam buku
itu seperti menjadi panduan bagiku untuk tidak berlarut-larut dalam perasaan
sedih.
Morrie
mengajariku untuk tidak lari dari rasa sakit, tetapi menerimanya secara utuh.
Mengizinkan perasaan itu untuk mengaliriku tanpa saya tolak atau sangkal.
Setelah semua perasaan itu meresap ke dalam diriku, baru aku bisa mengatakan “Ya,
ini adalah patah hati. Aku sudah tahu apa rasanya dan sekarang aku ingin
melepaskan perasaan ini.”
4 4.
Pengalih Perhatian
Setelah
semua perasaan terluapkan dan aku merasa baikan, selanjutnya aku membutuhkan
pengalih perhatian. Aku belum bisa kembali pada hal-hal yang membuat aku patah
hati. Biasanya aku butuh waktu untuk menata kembali hati sebelum siap menjalani
hidup seperti biasanya. Pengalih itu bisa berbentuk apa saja, biasanya hobi.
Dan karena aku maniak Kpop, biasanya aku mengalihkan perhatianku dengan
menonton video-video Kpop yang lucu dan keren di youtube. Atau menghabiskan
waktu dengan marathon drama korea.
Kebetulan
sekali, ketika aku mengalami patah hatiku yang terakhir, aku sedang keranjingan
Game Of Thrones. Jadilah GoT dan pernak-perniknya sebagai pengalih perhatianku
yang ampuh. Dari mulai tayangannya, bloopers, behind the scene, hingga berbagai
wawancara pada pemainnya sukses membuat pikiranku teralihkan.
5 5.
Karya
Guru
menari Hwang Jini mengatakan ini ketika Hwang Jini dilanda patah hati:
“Ada
dua hal yang bisa kamu lakukan ketika kamu merasakan kesedihan: menangis atau
menari”.
Ya, itu betul
sekali. Kita bisa menyikapi setiap kesedihan yang kita alami dengan dua cara,
menangis berlarut-larut atau berkarya (Hwang Jini adalah seorang penari, jadi
menari adalah cara dia berkarya). Aku sendiri memilih untuk menyalurkan
kesedihan itu dalam bentuk tulisan. Kadang cerpen, kadang puisi. Yang penting,
setiap kali aku patah hati, minimal aku bikin satu buah karya. Supaya apa?
Supaya rasa sakit yang aku derita nggak sia-sia.
Itulah daftar hal-hal yang aku jadikan
bantuan untuk melewati masa-masa patah hatiku. Terbiasa pada patah hati tidak
menjadikanku kebal pada rasa sakit yang diakibatkannya. Tapi setidaknya aku
bisa belajar cara meringankan rasa sakit itu.
Semua orang bisa punya cara mereka
masing-masing dalam menangani patah hati. Intinya adalah, selalu ada cara untuk
mengatasi rasa sakit. Temukan caramu sendiri. Hal-hal yang paling membuatmu
merasa terbantu. Dengan begitu, kita bisa sama-sama jadi survivor.
Author : Han Namja
Pict Source : Here
0 komentar: